HALAMAN UTAMA
- budaya (2)
- halaman utama (1)
- Industri (2)
- kabupaten pacitan (13)
- makanan kas (3)
- sekilas sejarah kota pacitan (2)
- Wisata Rekreasi (10)
- wisata sejarah (2)
- wisata spiritual (3)
Prasasti Pada Makam Ki Ageng Jimat
· Allah
· Muhammad
· Ghain, Ra, Nun, Alif
· Lailaha Illa Allah
· Allah
· Muhammad
· Ghain, Ra, Nun, Alif (1000, 200, 50, 1 = 1251 Hijrah)
· Tiada Tuhan Selain Allah
· Kalimat Lailaha Illa Allahu, menunjukkan bahwa orang yang meninggal beragama Islam. Tahun meninggalnya ialah 1251 hijrah atau 1763 tahun Jawa. Angka yang digunakan adalah angka abjad Arab yaitu ghain, ro, nun, alif (1000, 500, 200, 1=1251 H)
- Masjid Yoni al-Mubarok
Sejarah
Masjid Yoni al-Mubarok merupakan peninggalan kanjeng jimat. Masjid tersebit dibangun pada masa pemerintahannya, ketika ia menjabat sebagai bupati pertama dikabupaten Nganjuk. Ia merupakan menantu dari sultan agAgung Mataram. Arsitektur masjid cukup variatif dikarenakan adanya interaksi dengan pedagang asing sehingga terjadi akulturasi kebudayaan di berbagai unsur, seperti warna masjid yang hampir mirip dengan peribadatan orang-orang Tiongkok, bentuk mimbar yang cenderung mengikuti model timur tengah.
Meskipun al-Mubarok dilakukan pemugaran, akan tetapi tidak untuk mengganti bagian-bagian yang penting (bagian interior masjid masih asli). Pemugaran itu hanya terjadi pada eksterior masjid seperti liwan, serambi, gapura, dan tempat wudhu.
Masjid yang didirikan pada masa pemerintahan kanjeng jimat sebagai bupati pertama Kabupaten Nganjuk disebut dengan masjid yoni al-Mubarok, yang berasal dari bencet yoni yang berada didepan masjid, merupakan peninggalan kepercayaan hindu. Diatas bencet yoni dulu terdapat patung perempuan yang sedang kencing, sehingga harus dibuang. Konon menurut keterangan, bahwa patung tersebut merupakan patung dewa dalam kepercayaan Hindu yang bernama Dewi Durga, istri Dewa Syiwa yang disembah sebagai dewi kesuburan. Lambang tersebut sangat kental dimasyarakat yang dahulunya penganut agama Hindu, kemudian ketika beralih ke agama Islam bangunan itu dirubah menjadi masjid sehingga disebut masjid Yoni al-Mubarok, yang kemudian hari disebut masjid al-Mubarok saja. Namun masyarakat mengenalnya dengan sebutan masjid wali.
Ornamentasi pada masjid Yoni al-Mubarok dengan kerangka dari kayu jati yang berwarna coklat tua memperlihatkan arsitektural kebudayaan kuno dan jika dilihat secara mendalam akan diketahui kebudayaan yang khas Jawa-Hindu pada masa peralihan Islam.
Dinding Masjid berasal dari batu bata merah asli yang disusun dan berwarna putih serta di atas dinding terdapat pelipat-pelipit berwarna merah berbentuk mirip seperti pelipat pada candi (hasil kebudayaan Hindu). Balok pada pintu terdapat ukiran lung-lingan berwarna putih perak dan dikedua sudut bagian atas dihias dengan bunga ceplok yang di tengahnya berwarna putih.
Nama Masjid yoni al-Mubarok sendiri berasal dari situs peninggalan hindu berupa sebuah yoni yang kemudian difungsikan sebagai penunjuk waktu sholat dengan digantinya patung perempuan yang sedang kencing dengan besi lurus sebagai penunjuk waktu.
Bahan yang di gunakan dalam pembangunan masjid berbeda dengan bahan yang dipakai oleh masjid modern. Bahan yang digunakan berasal dari kayu jati asli yang di cat warna coklat tua, sehingga tahan lama dan kelihatan bagus.
Dinding masjid dari batu bata asli yang di susun dan diberi warna putih yang diatasnya terdapat pelipat berwarna merah sama dengan yang ada di candi, ini membuktikan adanya akulturasi dari kebudayaan hindu. Dinding hanya berfungsi penutup bagian dari luar, bukan sebagai penyangga. Pada dinding terdapat ventilasi yang juga berfungsi sebagai hiasan. Bahan yang di gunakan dari kayu jati asli serta diukir menonjol. Ventilasinya ada yang berbentuk persegi dan geomitris. Hiasan pada ventilasi berwarna dasar merah dan kuning.
Dalam Masjid yoni al-Mubarok ada 3 buah pintu, tetapi pintu yang asli yang merupakan peninggalan kanjeng jimat sendiri ada 1 buah yaitu di tengah, yang kemudian dalam pemugaran ditambahkan lagi 2 pintu. Balok pada pintu terdapat ukir-ukiran berwarna perak dan pintu berwarna kuning. Di serambi masjid terdapat bedug yang berasal dari kayu jati. Penyangga beduk berasal dari kayu jati asli pula dengan warna coklat tua. Badan beduk berwarna kunung, yang berfungsi sebagai tanda tiba waktu sholat.
Sementara di bagian atap Masjid yoni al-Mubarok seperti halnya pada masjid lainnya berbentuk tumpang, dengan tiga tingkatan yang mempunyai arti kurang lebih jika manusia mati meninggalkan tiga perkara yaitu ilmu yang bermanfaat, amal jariyah dan anak yang sholeh.
Dalam tinjauan arkeologi, Masjid yoni al-Mubarok merupakan bukti adanya islamisasi di Nganjuk sejak abad XII dan XII M. bangunan masjid Yoni al-Mubarok di berbek , Nganjuk merupakan salah satu dari peninggalan Islam di bumi Kadiri abad XII sampai XVII M.
- Tulisan (Prasasti) dan Hiasan
Tulisan yang ada merupakan bukti adanya akulturasi kebudayaan hindu dengan kebudayaan Islam. Dalam masjid terdapat ornamentasi dan tulisan sebagai dekorasi yang unik dan terpadu.
Ornamentasi pada masjid Yoni al-Mubarok dengan kerangka dari kayu jati yang berwarna coklat tua memperlihatkan arsitektural kebudayaan kuno dan jika dilihat secara mendalam akan diketahui kebudayaan yang khas Jawa-Hindu pada masa peralihan Islam.
1. Prasasti pada beduk
ü Salinan
ü Alih tulisan
- Ghain, Dzal, Nun.
- Zai, 1750
ü Terjemah
· Aksara ghain = 1000, dzal = 700, nun = 50
· Aksara zai = 7 (tujuh sebagai bulan Rajab dalam bulan Islam Jawa), 1750
ü Komentar
· Angka abjad Arab digunakan bersama dengan angka Arab. Angka Arab yang perlu diketahui adalah angka lima dan nol. Angka lima (Arab) berbentuk seperti huruf B terbalik ( ) dan angka nol Arab adalah berbentuk nol latin (0), bukan titik satu (.).
· Catatan waktu menggunakan penanggalan Jawa Islam. Tahun 1750 adalah tahun Jawa Islam, bukan tahun saka. Tahun saka berlaku di Jawa pada masa kerajaan hindu. Setelah Islam masuk, penanggalan hijriyah mulai di gunakan. Selanjutnya secara resmi pada tahun 1555 saka diganti dengan tahun Jawa Islam dengan sistem penanggalan Jawa . penganut hindu-budha tetp melanjutkan penanggalan sampai sekarang. Tahun 1750 Jawa bertepatan dengan tahun 1744 saka atau 1822 Masehi dan bertepatan dengan 1238 H.
2. Prasasti Pada Penyangga Bedug
ü Salinan
ü Alih tulisan
Puniko Pelajer Bedug Ing Tuyo Mirah Sinengkalan Ratu Pandito Roso Tunggal
ü Terjemah
Ini Pelajer Bedug di tuyo Mirah dengan menunjukkan tahun candra sengkala
Ratu = 1 Pandito = 7 Roso = 6 (?) Tunggal = 1 atau 1764 Jawa islam
ü Komentar
Penanggalan candra sengkala ini menunjukkan tahun pembuatan. Namun arti kata “rasa” itu memnunjukan angka berapa? Setelah di cek di buku :The History Of Java” karya Raffles, kata rasa tidak ditemukan untuk itu penghitungan cukup diberi angka 6 sebagai angka yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan peninggalan prasasti lainnya.
3. Prasasti Pada Dinding Depan, Liwan Masjid Al-Mubarok
ü Salinan
ü Alih tulisan
· Puniko masjide zamane kanjeng rahadian tumenggung sosro kusumo sinengkalan lena rasa pandito iko
ü Terjemah
Iini adalah masjid zaman kanjeng raden tumenggung sosro kusumo dengan tahun candra sengkala : lena rasa pandito iko
ü Komentar
Lena = 3,
rasa = 6,
pandito =7,
iko = 1,
artinya masjid ini di gunakan oleh Raden Tumenggung Sosro Kusumo pada tahun 1762 bertepatan dengan tahun 1847 M.
Prasasti pada pintu
Pada pintu masjid terdapat prasasti
ü Salinan
ü Alih tulisan
ü Terjemah
ü Komentar
Angka tahun pembuatan pintu menunjuk tahun 1745 Jawa bertepatan dengan 1235 H. perhitungan ini mungkin kurang tepat. Selisih antara tahun Jawa dan hijrah selisih 512 (1555 Saka- 1043 Hijrah sebagai permulaan perhitungan Jawa ). Tahun 1745 mestinya bertepatan dengan 1745-512 = 1233.
v Hiasan
Dinding Masjid berasal dari batu bata merah asli yang disusun dan berwarna putih serta di atas dinding terdapat pelipat-pelipit berwarna merah berbentuk mirip seperti pelipat pada candi (hasil kebudayaan Hindu). Balok pada pintu terdapat ukiran lung-lingan berwarna putih perak dan di kedua sudut bagian atas di hias dengan bunga ceplok yang ditengahnya berwarna putih.
Di serambi masjid terdapat bedug yang berasal dari kayu jati. Penyangga beduk berasal dari kayu jati asli pula dengan warna coklat tua. Badan beduk berwarna kuning, dimana terdapat hiasan berbentuk kala makara.
Mimbar pada masjid bergaya timur tengah, karena bagian depan terbuka , dengan undag-undag berjumlah tiga.
Bahan yang digunakan dalam mimbar sama dengan yang lainnya dari kayu jati asli. Hiasan ukir-ukiran yang menonjol dengan warna dasar merah dipadu dengan warna kuning, cukup unik dan has sehingga terlihat megah.
Mustaka terletak di puncak berujung dan berfungsi utama untuk menutup atap berujung agar tidak bocor, kemudian fungsi lainnya sebagai hiasan eksterior. Bentuk hiasan tersebut berupa dedaunan bunga ceplok serta binatang yang kelihatan ramai dan indah. Dipuncak mustaka di hias dengan sula, pemasangannya dengan menancapkan besi ke tengah puncak mustaka yang diatasnya terdapat sula.
Mustaka dan seluruh hiasan berwarna putih, tampak artistik dan natural. Hiasan tersebut tampak sekali bukan arsitektur Islam, akan tetapi milik kepercayaan orang hindu. Sehingga jika dikaji lebih jauh arsitektur masjid Yoni al-Mubarok akan ditemukan unsur-unsur asing, termasuk didalamnya kebudayaan hindu Jawa dan Islam yang merupakan bentuk akulturasi kebudayaan dan sikap toleransi Islam terhadap kebudayaan lain.GUNUNG LIMO adalah gunung yang mengayomi kota pacitan, konon sejarah gunung limo adalah tempat bertapanya mbah Tunggul ulung. Beliau di kenal sebagai sang maha tapa, tapi sayang kini tinggal cerita. Beliau sudah pindah ikut eangnya ny ABANG yang ada di seputaran pegunungan yang ada di jogja/ jawa tengah. Tetapi yang namannya gunung limo masih saja di kagumi di seputaran jawa.
gunung limo berada di desa: mantren, kec: kebonagung , KAB:pacitan , JATIM. gunung limojuga tempatwisata low , di sana udaranya sejuk pemandanganya indah bisa lihat seluruh isi kota pacitan.Yang lebih asyik lagi di syana bisa di perlihatkan bhs jawanya di ruhi buah buahan yg sangat lezat, tp ingat tdk smua orang beruntung, Cuma orang yang nasipnya baik aj. jalanya naik ke puncaknya juga melewati belahan batu, klau masuk tidak boleh berkata yang neko2/jorok, ntar bisa kejepit. Udah gitu naik nya banyak yang lewat akar2 lhow.
Pemandian Air Hangat |
|
By admin, on 17-12-2008 07:41 |
Pemandian air panas ini menyimpan berbagai khasiat dan manfaat karena mengandung belerang, dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Terletak di Kecamatan Arjosari, kurang lebih 15 Km dari kota Pacitan. Dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 maupun roda 4.
Kabupaten pacitan dengan luas wilayah 1.389,87 Km yang kondisi fisik alamnya sebagian besar terdiri dari perbukitan yaitu kurang lebih 85 % berupa gunung-gunung kecil lebih kurang 300 buah menyebar diseluruh wilayah kabupaten, sedang selebihnya menrupakan dataran rendah.
Dari aspek topografi menunjukkan bentang daratannya bervariasi dengang kemiringan sebagai berikut:
1. 0-2 % meliputi : 4,36 dari luas wilayah merupakan tepi pantai.
2. 2-15 % meliputi : 6,60 % dari luas wilayah baik untuk pertanian dan memperhatikan usaha pengawetan tanah dan air.
3. 15-40 % meliputi : 25,87 dari luas wilayah sebaiknya untuk usaha tanaman tahunan.
4. 40 % keatas meliputi : 63,17 % dari luas wilayah merupakan daerah yang harus difungsikan sebagai daerah penyangga tanah dan air serta menjaga keseimbangan ekosistem di kabupaten Pacitan.
Bila ditinjau dari struktur dan jenis tanah terdiri dari Assosiasi Litosol Mediteran Merah, Aluvial kelabu endapan liat, Litosol campuran Tuf dengan Vulkan serta komplek Litosol Kemerahan yang ternyata di dalamnya banyak mengandungn potensi bahan galian mineral.
Pacitan disamping merupakan daerah pegunungan yang terletak pada ujung timur Pegunungan Seribu, juga berada pada bagian selatan Pulau Jawa dengan rentangan sekitar 80 km dan lebar 25 km. Tanah Pegunungan Seribu memiliki ciri khas yang tanahnya didominasi oleh endapan gamping bercampur koral dari kala Milosen ( dimulai sekitar 21.000.000 ? 10.000.000 tahun silam ). Endapan itu kemudian mengalami pengangkatan pada kala Holosen, yaitu lapisan geologi yang paling muda dan paling singkat (sekitar 500.000 tahun silam ? sekarang). Gejala-gejala kehidupan manusia muncul di permukaan bumi pada kala Plestosen, yaitu sekitar 1.000.000 tahun Sebelum Masehi.
Endapan-endapan itu kemudian tererosi oleh sungai maupun perembesan? perembesan air hingga membentuk suatu pemandangan KARST yang meliputi ribuan bukit kecil. Ciri-ciri pegunungan karst ialah berupa bukit-bukit berbentuk kerucut atau setengah bulatan.
Bersamaan dengan kala geologis tersebut, yakni pada zaman kwarter awal telah muncul di muka bumi ini jenis manusia pertama : Homo Sapiens, yang karena kelebihannya dalam menggunakan otak atau akal, secara berangsur-angsur kemudian menguasai alam sebagaimana tampak dari tahap-tahap perkembangan sosial dan kebudayaan yaitu dari hidup mengembara ( nomaden ) sebagai pengumpul makanan, menjadi setengah pengembara / menetap dengan kehidupan berburu, kemudian menetap dengan kehidupan penghasil makanan. Adapun tingkat kebudayaannya yaitu dari zaman batu tua ( Palaeolithicum ), zaman batu madia (messolithicum ), dan zaman batu muda ( neolithicum ).
Letak Geografis
Kabupaten Pacitan terletak di Pantai Selatan Pulau Jawa dan berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah dan daerah Istimewa Yogyakarta merupakan pintu gerbang bagian barat dari Jawa Timur dengan kondisi fisik pegunungan kapur selatan yang membujur dari gunung kidul ke Trenggalek menghadap ke Samudera Indonesia.
Adapun wilayah administrasi terdiri dari dari 12 Kecamatan, 5 kelurahan dan 159 desa, dengan letak geografis berada antara 110º 55’ - 111º 25’ Bujur timur dan 7º 55’ - 8º 17" Lintang Selatan.
Batas-batas administrasi:
- sebelah Timur : Kabupaten Trenggalek
- sebelah Selatan : Samudera Indonesia
- sebelah Barat : Kabupaten Wonogiri ( Jawa Tengah)
- sebelah Utara : Kabupaten Ponorogo
Apabila diukur dari permukaan laut, ketinggian tempat itu dapat dirinci sebagai berikut :
Ketinggian 0 ? 25 m, seluas 37,76 km atau 2,62 % luas wilayah.
Ketinggian 25 ? 100 m, seluas 38 km atau 2,67 % luas wilayah.
Ketinggian 100 ? 500 m, seluas 747,75 km atau 52,68 % luas wilayah.
Ketinggian 500 ? 1000 m, seluas 517,13 km atau 36,43 % luas wilayah.
Ketinggian 1000 m, seluas 79,40 km atau 5,59 % luas wilayah.
Ditinjau dari sudut geografisnya wilayah Kabupaten Pacitan seluas 1.389,87 km2 sebagian besar tanahnya terdiri atas :
Sawah, seluas 130,15 km2.
Sawah Sederhana, seluas 31,43 km2.
Sawah tadah hujan, seluas 65,73 km2.
Tegalan, seluas 973,76 km2.
Pemukiman, seluas 264, 17 km2.
Perkebunan, seluas 2,50 km2.
Hutan, seluas 11,49 km2.
Lain ?lain seluas 41,48 km2.
Kondisi Sarana Prasarana
Dalam rangka peningkatan pertumbuhan ekonomi dalam arti luas khususnya upaya memacu PAD melalui kegiatan pengembangan potensi dan investasi yang ada di Kabupaten Pacitan. Prasarana transfortasi dan jaringan telekomunikasi mutlak diperlukan untuk kegiatan promosi dan investasi seingga potensi dan produk yang ada dikenal dan mampu bersaing dengan produk lain di pasaran. Sarana dan prasarana tersebut meliputi:
1. Transportasi
Transportasi di sini menyangkut kondisi jalan dan jembatan serta sarana transportasi yang cukup memadai dalam upaya menggerakkan perekonomian di suatu daerah.
Di Kabupaten Pacitan saat ini terdapat tiga jalur utama dari dan ke Pacitan dengan kondisi jalan beraspal dan dapat dilalui dengan berbagai jenis kendaraan; tiga jalur tersebut yaitu Solo-Wonogiri-Pacitan; Ponorogo-Pacitan dan Trenggalek-Pacitan. Sedang untuk jalan-jalan yang menghubungkan antar Kecamatan dan Desa sebagian besar sudah kondisinya beraspal.
Sedang untuk kelancaran sistem transportasi yang efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan ekonomi baik antar kota, dalam/luar Propinsi, antar daerah, antar kecamatan dan desa diperlukan sarana penunjang berupa mobil penumpang umum, mobil barang maupun sarana lain.
Perkembangan jumlah sarana transportasi di Kabupaten Pacitan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir rata-rata setiap tahun jenis kendaraan mengalami kenaikan.
Untuk mobil penumpang umum kenaikan sebesar 14,1%, Bis sebesar 11 %, Mobil barang umum sebesar 10,5 %, Mobil barang bukan umum sebesar 5,2%, Sepeda motor sebesar 13,3 % sedangkan angkutan pedesaan sebesar 285,6 %. **
2. Telekomunikasi
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang mendunia, kebutuhan sarana telekomunikasi mutlak diperlukan dan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan perekonomian daerah. Telkom merupakan salah satu badan usaha milik negara yang bergerak di bidang penyediaan jasa telekomunikasi nasional senantiasa melakukan pengembangan dan peningkatan dalam hal jangkauan pelayanan dan sistem pelayanan kepada masyarakat.
Pembangunan Sarana Peningkatan Mutu dibeberapa wilayah meliputi Pembangunan Sistim Transmisi Digital Induk (STDI) antara lain:
- STDI di Kecamatan Punung
- STDI di Kecamatan Ngadirajo
- STDI di Kecamatan Pacitan
sedang untuk perluasan jangkauan pelayanan/ komunikasi pedesaan dilakukan Pembangunan Tower Transmisi Radio dibeberapa kecamatan seperti Tegalombo, Bandar, Nawangan, Sudimoro, Ngadirajo, Punung, Jeruk, Bodag.
Untuk sarana umum di setiap wilayah kecamatan dan desa sudah tersedia saran terlepon umum dan Warung Telekomunikasi (Wartel).
Adapun perkembangan jumlah pelanggan mencapai:
- Rural beberapa kecamatan: 156 SST
- Sentral Telepon Otomat yang ada di Pacitan, Lorog dan Punung Sejumlah: 4.593 SST.
3. Listrik
Kebutuhan listrik untuk industri dan masyarakat telah dilayani oleh Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) yang termasuk jaringan Transmisi Jawa dan Bali. Aliran listrik telah menjangkau seluruh desa se Kabupaten Pacitan.
Pada tahun 1999 jumlah pelanggan listrik mencapai 53.868 pelanggan. Mengingat kondisi geografis yang tidak menguntungkan, untuk dusun-dusun yang tidak terjangkau aliran listrik PLN dilayani oleh PLTD dan PLTS.
4. Lembaga keuangan
Lembaga keuangan (Bank) bertujuan menghimpun, menyalurkan dan menyimpak serta memberikan jasa kepada masyarakat. Di Kabupaten Pacitan sampai tahun 2000 terdapat 5 lembaga keuangan, antara lain Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jatim di Pacitan, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Nasional Indonesia (BNI-46), Bank Danamon ddan Bank Tabungan Pensionan Nasional (BTPN) serta lebih banyak lagi Bank-bank perkreditan rakyat yang beroperasi. Sedang di wilayah Kecamatan dilayani oleh BRI Unit kecamatan.
PERTANIAN
Pembangunan Pertanian Dalam Arti Luas (Pertanian Tanaman Pangan, Peternakan dan Perikanan) bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan pengan dan kebutuhan industri daeraha, meningkatnya pendapaatn petani dan memperluas kesempatan kerja melalui usaha-usaha intensifikasi dan diversifikasi secara terpadu, serasi dan merata dengan tetap memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.Berdasarkan penggunaan Sumber Daya Lahan, dari luas wilayah Kabupaten Pacitan 141.944 Ha, hampir 89,66 % atau seluas 113.910,36 Ha paling dominan peruntukannya untuk kegiatan pertanian dalam arti luas, dengan rincian:- Persawahan : 13.369,00 Ha.(9,42 %)- Tegalan : 112.403,00 Ha ( 79,19 %)- Perkebunan rakyat : 1.494,00 Ha (1,05 %)dari data tersebut menunjukkan bahwa penggunaan lahan untuk persawahan hanya sebagian kecil yaitu untuk sawah setengah teknis, sawah teknis dan sawah sederhana. Khusus untuk sawah setengah teknis dan sawah sederhana sebagian besar menggunakan pola terasiring dengan mengandalkan pengairan dari hujan.Sedang sawah teknis berasa di dataran rendah dan di daerah perkotaan, dengan adanya kegiatan pembangunan telah terjadi perubahan-perubahan peruntukkan pad penggunaan sumber daya lahan dari pertanian ke areal pemukiman dan kegiatan usaha lainnya. Sektor pertanian cukup menjanjikan untuk dikembangkan di masa yang akan datang mengingat areal pertanian cuku luas, komoditii yang cukup besar dan beragam dan tersedianya tenaga kerja yang bergerak di bidang ini.
Dilihat dari kontribusi prosenta sektor lahan usaha terhadap produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku, pada tahun 1999 sektor pertanian masih dominan yaitu sebesar 44,35 %. Berdasarkan penelitian terhasdap prodduk unggulan di Kabupaten Pacitan, komoditi yang diprioritaskan terdiri atas:
a. Kelapa
Kelapa merupakan komuditas utama yang tersebar di seluruh Kecamatan di Kabupaten Pacitan dengan luas areal 21.424 Ha. Produksi 13.262,80 Ton dan produktivitas 1.213,76 Kg/Ha/Tahun. Besarnya produksi kelapa ternyata belum diimbangi dengan sentuhan teknologi pengolahan pasca panen sehingga hasil kelapa dijual secara langsung ke pasar tradisional di Desa terdekat.Dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga, beberapa rumah tangga yang mempunyai pohon kelapa melakukan pembuatan gula kelapa yan gdimulai proses dari proses penyadapan sampai menjadi kelapa.Di samping itu untuk meningkatkan kualitas dan kemasan, produksi gula kelapa saat ini tidak hanya dibuat dalam bentuk batangan besar dan bulat, melainkan dibuat dalam bentukgula semut.Produk kemasan dipasarkan di Surabaya, Solo, Yogyakarta dan Jakarta.
b. Janggelan
Tanaman ini tumbuh dengan baik di daerah dengan ketinggian lebih 600 m di atas permukaan laut yaitu di kecamatan Nawangan, Tulakan dan Bandar seluas 20 Ha.Kegunaan: selain untuk bahan Cao, digunakan pula utnuk bahan obat (pembungkus obat), bahan industri kimia dan kosmetik.Pemasaran: Luas areal pemasaran dalam bentuk brangkas janggelan kering ke pedagang.
c. Cengkeh
Luas areal cengkeh mencapai 7.632 Ha dengan Produksi lebih 1.700 ton yang tersebar di 12 Kecamatan.
Cengkeh yang sudah dikeringkan dijual ke pedagang lokal dengan harga yang sangat tinggi., sedang daun cengkeh yang sudah kering diproses lebih lanjut untuk pembuatan minyak cengkeh (minyak asiri).
d. Jahe
Luas areal Jahe mencapai 755 ha dengan produksi mencapai 1.235.000 Ka setiap tahunya.
Jahe yang banyak dikembangkan di Pacitan adalan Jahe Gajah terutama di Kecamatan Nawangan, Bandar dan Tegalombo. Daerah pemasaran: selain dijual ke pedagang lokal, juga ke Ponorogo, Tulung agung dan Wonogiri. solo, Jakarta dan Surabaya.
e. Belinjo
Luas areal belinko mencapai 2.434 Ha Mlinju selain untuk campuran bahan makanan , biji juga digunakan untuk bahan baku kegiatan industri kecil rumah tangga berorientasi ekspor yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan.
Daerah pemasaran: disamping untuk kebutuhan dimestik, juga dipasarkan ke Semarang, Yogyakarta, Magetan, solo, Tulung agung, wonogiri, Jakarta dan Surabaya
f. Jeruk Manis Pacitan
Luas areal komoditi ini mencapai 20 Ha dengan 22.000 batang yang saat ini baru dikembangkan di Desa Wonoanti, jetak dan Nglaran Kecamatan Tulakan. Keunggulan: jeruk ini disamping rasanya manis, nutrisinya seimbang, juga dapat obat sariawan dan menurunkan panas
g. Kolong
Bahan baku dari kolong adalah ubi kayu yang merupakan komoditi pokok Kabupaten Pacitan dengan luas areal mencapai 36.104 Ha. Sentra Industri kolong ini terdapat di Kecamata Ngadirojo dan Kecamatan Tulakan.Daerah pemasaran: Surabaya, Solo,Yogyakarta disamping unguk kebutuhan domestik.
h. Sale Pisang
Sale pisang dibuat khusus dari pisang yang manis, gurih dan lezat dengan dua kemasan yaitu basah dan kering. Untuk basah melalui proses pengeringan dan dikemas dalam berbagai macam bentuk yang beranekan ragam. Sedang sale kering dikemas dalam plastik.
Sale pisang merupakan industri kecil yang banyak dilakukan oleh masyarakat sedang sentra industri kecil sale pisang terdapat di Desa Wiyoro Kecamatan Ngadirojo.
INVESTASI PERIKANAN
Luas wilayah laut Kabupaten Pacitan mencapai 7.636 Mil persegi dengan 12 pantai merupakan daerah untuk pendaratan ikan oleh nelayan. Adapun potensi wilayah laut tersebut (LPPL 1980) sebesar kurang lebih 84.4330 ton pertahun, dengan perincian ikan dasar (demesral) = 24.577 ton, ikan pelagis 98.310 ton, sejenis udang mencapai kurang lebih 2.220 ton pertahun (8,22 %) berupa Lobster ground yang mempunyai nilai jual tinggi.
Potensi budidaya laut yang potensial dikembangkan di Teluk Segoro Anakan di Kecamatan Ngadirojo seluas kurang lebih 400 Ha, yang digunakan untuk budidaya rumput laut mencapai 64 unit rakit dan budidaya ikan kerapu.
Potensi budidaya air payau mencapai luas lahan pottensial kurang lebih 866 Ha yang dikembangkan di Desa Kembang, Desa Watu Karung, Desa Sidumulyo dan Hadiwarno; sedang di Desa Watukarung telah dirintis 1,00 Ha.
Potensi usaha budidaya air tawar yang dikembangkan di perairan umum yaitu kolam seluas kurang lebih 0,88 Ha, tadah hujan lebih 5,58 Ha melalui budidaya keramba jaring apung dan penebaran jenis ikan di Telaga, Cekdam,Pusat pelelangan ikan (TPI) di Kabupaten Pacitan antara lain:
Pantai Watukarung Kecamatan Pringkuku
- Pantai Tamperan, Pantai Teleng Ria dan Pancer(kembang di kec. Pacitan)
- Pantai Wawaran Kecamatan Kebonagung
- Pantai Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo
- Pantai Sukorejo Kecamatan Sudimoro
Komoditi perikanan yang sudah dieksport.
a. Udang Lobster
Salah satu komoditi bidang perikanan yang sangat bagus dan mempunyai nilai jual yang sangat bagus dan mempunyai nilai jual sangat tinggi adalah udang Lobster. Jenis udang Lobster yang dihasilkan di perairan Pacitan adalah jenis Mutiara, Pasir, Batu dengan Produksi mencapai 15.625 Kg pertahun.
Komoditi ini sudah menembus pasar ekspor seperti Singapura, Hongkong dan Jepang melalui pedagang dan perusahaan yang ada di Surabaya, Semarang, Kediri dan Jakarta.
b. Rumput Laut
Rumput laut merupakan salah satu komoditi unggulan yang saat ini mulai di budidayakan di Kabupaten Pacitan kegunaan Rumput Laut adalah pembuatan bahan makanan seperti agar-agar, juga untuk bahan kosmetika dan kesehatan.Produksi setiap tahun mencapai 72.550 kg.Daerah pemasaran: Bali, Surabaya, dan Jakarta.
c. Ikan dan Sirip Ikan
Jenis ikan yang berorientasi ekspor ialah:- Bawal mencapai 6.281 Kg.- Layur mencapai 65.647 Kg.- Kerapu mencapai 5.631 Kg.Sedang yang dimaksud dengan sirip ikan adalah Sirip Ikan Hiu yang berguna untuk menambah gizi (multi vitamin).
Produksinya mencapai 3.630 Kg/tahunDaerah pemasaran: Surabaya, Bandung, dan Jakarta.
Penguasa di Bidang Perikanan:
a) Nama perusahaan: UD Wahyu Samudra- alamat : Desa Semanten, Kec./Kab. Pacitan- Bidang Usaha : Udang Lobster, bermacam jenis ikan- Pemilik : Badri
b) Nama Perusahaan: UD Gunung Agung- alamat : Kel. Sidoarjo Kec./Kab.Pacitan- Bidang Usaha : Udang Lobster, bermacam jenis ikan- Pemilik : Badri
c) Nama Perusahaan: UD Wahyu Samudra- alamat : Desa Semanten, Kec./Kab. Pacitan- Bidang Usaha : Udang Lobster, bermacam jenis ikan- Pemilik : Suwandi
d) Nama Perusahaan: UD Mina Usaha- alamat : Kel. Poso, Kec. Pacitan, Kab. Pacitan- Bidang Usaha : Udang Lobster, bermacam jenis ikan- Pemilik : Karim
e) Nama Perusahaan: UD Sari Laut - alamat : Desa Sekar, Kec. Donorojo- Bidang Usaha : Rumput Laut- Pemilik : Sakiman
f) Nama Perusahaan: UD Grindulu Emas- alamat : Desa Arjowinangun, Kec./Kab. Pacitan- Bidang Usaha : Rumput Laut- Pemilik : Elsye Martini
Sektor pertabangan juga mempunyai prospek yang cukup menjanjikan dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), peningkatan kesempatan berusaha dan penyerapan tenaga kerja.
Berdasarkan kondisi dasar, topografi, struktur dan jenis batuan yang 85 % merupakan bagian seluruh wiyaha Kabupaten Pacitan, ternyata di dalamnya banyak mengandung bahan tambang yang melimpah. Adapun bahan tambang yang ada dengan klasifikasi golongan A, golongan B dan golongan C yang sampai saat ini pengelolaannya masih dirasakan belum optimal karena terbatasnya sarana dan prsasrana perambangn sehingga belum banyak memberikan kontribusi kepada peningkatan pendapatan mesayarakat yang akhirnya peningkatan pendapatan daerah.
Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan oleh Dinas Pertambang Propinsi Jawa Timur menunjukkan adanya sebaran, luas aresal, bersarnya cadangan serta kualitas bahan galian yang ada di Kabupaten Pacitan sejumlah 33 jenis bahan tambang: potensi tambang tersebut terdapat dalam table 3.5.
Sektor pariwisata di Kabupaten Pacitan mempunyai peluang yang cukup prospektif untuk dikembangkan menjadi industri Pariwisata yang mampu bersaing dengan Pariwisata di daerah yang lain bahkan manca negara, ini cukup beralasan, karena obyek wisata yang ada cukup beragam dan mempunyai ciri khusus dan nilai lebih dibanding dengan daerah lainnya.
Pengembangan kepariwisataan tidak hanya mampu meningkatkan pendapatan asli daerah semata, yang lebih penting kepariwisataan di Kabupaten Pacitan mampu memberdayakan masyarakat sendiri sehingga mereka merasa memiliki, melaksanakan, melestarikan, dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat melaui cara memberikan lapangan kerja dan kesempatan berusaha.
Potensi Pariwisata di Kabupaten Pacitan meliputi Wisata Pantai, Wisata Goa, Wisata Budaya/ Religius, Wisata Rekrekeasi, Wisata Industri.
Potensi obyek wiata dikembangkan melalui Program Pembangunan Kepariwisataan mencakup kegiatan peningkatan dan rehabilitasi obyek wisata yang ada, peningkatan sarana dan prasarana ke lokasi obyek wisata, pengelolaan obyek wisata berupa menggalang kerja sama dengan biro perjalanan dan perhotelan, penataan manajerian perhotelan dan rumah makan serta kegiatan promosi.
Dari segi pendapatan, obyek wisata telah mampu menyumbangkan pendapatan daerah yang cukup besar, ini terlihat pada tahun 1999/2000 mencapai Rp 420.686.150,-. Di banding kontribusi ke kas daerah selama lima tahun terakhir rata-rata mengalami kenaikan sebesar 180,85 %.
Sedang jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Pacitan tahun 1999/2000 mencapai 557.346 orang dimana 704 orang wiatawan manca negara. Dibanding tahun 1995/1996 dimana jumlah wisatawan mencapai 89.601 orang, maka terjadi kenaikan yang sangat pesat selama lima tahun diman rata-rata setiap tahun mencapai 104,41 %.
Sedang kontribusi Pendapatan sektor pariwisata setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup tinggi sebesar 15,87 %, ini disebabkan adanya upaya pengembangan dan pembangunan obyek-obyek wisata andalan, promosi yang efektif. Untuk realisasi pemasukan beberapa obyek wisata untuk tahun 2000 (bulan) mencapai Rp 48.418.880,-.
Obyek-obyek wisata di Kabupaten Pacitan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa katagori antara lain:
1. Obyek wisata yang sudah dibangun dan telah memberikan kontribusi bagi pendapatan masyarakat dan daerah antara lain: Pantai Teleng Ria, Pantai Tamperan, Goa Gong, Goa Tabuhan, Pemandian air hangat dan Pantai Srau.
2. Obyek wisata yang mempunyai prospek yang baik perlu pengangan dan pembangunan yang konseptual seperti Pantai Klayar, Pantai Watukarung, Pantai Srau, Pantai Sidomulyo, Luweng Jaran dan Luweng Ombo serta kegiatan atraksi wisata seperti Ceprotan, Tari Khetek Ogleng dan Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman.
3.
4. Obyek wisata lainnya yang menjadi wahana pelengkap kepariwisataan baik itu Goa dan Obyek wisata Sejarah dan sebagainya.
Salah satu pendukung kepariwisataan adalah adanya hotel yang refresentatif untuk kenyamanan para wisatawan.
Hotel merupakan sarana yang sangat vital dalam menunjang kepariwisataan di Kabupaten Pacitan. Beberapa hotel yang ada di Kabupaten Pacitan masih katagori hotel melati yan gjumlahnya 9 buah.
Pacitan Hotel
Alamat : Jl. A. Yani No. 37 Pacitan
Telp. : (0357) 881224
Fasilitas : Kamar VIP dan ekonomi, Rumah makan.
Hotel Permata
Alamat : Jl. Gatot Subroto No. 26Pacitan
Telp. : (0357) 881224
Fasilitas : Tersedia kamar kategori VIP dan ekonomi, standar, fasilitas lain adalah Restoran, tempat parkir dan lokasi di pusat kota.
Hotel Bali Asri Hotel
Alamat : Jl. A. Yani No. 69 Pacitan
Telp. : (0357) 881170
Fasilitas : Family Room, VIP ekonomi, dan sarana olahraga dan parkir kendaraan.
Hotel Srikandi
Alamat : Jl. A. Yani No. 67 Pacitan
Telp. : (0357) 881170
Fasilitas : Kamar VIP, dan Rumah makan, ruang pertemuan dan tempat parkir.
Hotel remaja
Alamat : Jl. A. Yani No. 67 Pacitan
Telp. : (0357) 881188
Fasilitas : Kamar VIP dan klas ekonomi, parkir kendaraan.
Hotel Sidomulyo
Alamat : Jl. P. Sudirman No. 25 Pacitan
Telp. : (0357) 881207
Fasilitas : Kamar, parkir kendaraan.
Hotel Wijaya
Alamat : Jl. P. Sudirman No. 41 Pacitan
Telp. : (0357) 881128
Fasilitas : Kamar, parkir kendaraan.
Happy Bay Beach Bungalows
Alamat : Pantai Teleng Ria Kelurahan Sidoarjo, Pacitan
Telp. : (0357) 881474
Fasilitas : Kamar, Parkir kendaraan.
Hotel Pakis Permai
Alamat : Ds. Pakis Baru Kec Nawangan
Fasilitas : Kamar VIP dan ekonomi, Parkir kendaraan
Lambang Daerah Kabupaten Pacitan
ARTI LAMBANG.
1. DASAR HUKUM
a. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 2 Tahun 1968 Tentang Lambang Daerah Kabupaten Pacitan.
b. Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 3 Tahun 1968 Tentang Penggunaan Lambang Daerah.
c. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pacitan Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Pacitan Nomor 2 Tahun 1968 Tentang Lambang Daerah Kabupaten Pacitan.
2. MAKNA LAMBANG DAERAH
a. Bentuk Gambar/ Lambang:
b. Perisai Bersudut Lima.
Melambangkan dasar negara Negara Kesatuan Republik Indonesia, ?Pancasila? yang harus kita pertahankan sampai akhir zaman. Karena Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia selaras dengan tuntutan budi nurani umat manusia di dunia ini.
c. Garis merah dan putih yang melingkari separo perisai
Lambang Bendera Negara kita. Merah berarti berani dan Putih berarti suci, sebagai jiwa bangsa Indonesia, berani karena kesucian, didalamnya terkandung makna kebenaran, kebijaksanaan dan keadilan serta tidak meninggalkan dasar Dasar Negara Indonesia, Pancasila. Garis hitam melingkar dibagian bawah separo perisai (sebagai kelanjutan garis merah), berarti kebenaran.
d. Tulisan ?TATA PRAMANA HARGENG PRAJA?.
Makna dari tekad Pemerintah dan masyarakat Pacitan untuk menciptakan pemerintahan yang arif bijaksana serta mampu mengayomi dan mewujudkan masyarakat yang adil makmur, tata tentrem kerto raharjo di dalam wilayah yang dipenuhi bukit-bukit.
e. Bintang
Ketuhanan Yang Maha Esa, Sila Pertama dari Pancasila.
f. Gunung Lima
Menunjukkan bahwa geografi Pacitan. Dimana terletak Gunung Lima yang terkenal sebagai tempat bertapa/ bersemedi.
g. Pintu gerbang dan Tugu Pahlawan Pacitan.
Mengingatkan kepada kita sebagai masyarakat Pacitan, kepada para pahlawan/patroit Pacitan yang telah gugur sebagai kusuma bangsa yang dulu telah gigih melawan kaum kolonial demi menegakkan kemerdekaan Nusa dan Bangsa Indonesia serta menjunjung tinggi Sapta Marga yang dituliskan sebagai pohon kelapa berdaun tujuh di atas Tugu Taman Pahlawan.
h. Laut Berombak Empat
Digambar melengkung (berbatas gambar rantai) yang menunjukkan letak geografi Pacitan ditepi teluk yang melengkung dan menjorok kedaratan.
Ombak digambar 4, gunung digambar 5 buah, padi berjumlah 17, dan kapas berjumlah 8, bila dirangkai menjadi 17-8-?45 adalah tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
i. Rantai (Membatasi Laut).
Persatuan dan kesatuan masyarakat Pacitan khususnya dan Indonesia pada umumnya yang harus digalang.
j. Ketela Pohon dan Bambu
Padi adalah makanan, sedangkan kapas adalah pakaian. Ini melambangkan harapan rakyat Indonesia ?Murah Sandang dan Pangan?.
Sebagai tanaman rakyat Pacitan, yang merupakan sumber penghidupan selama berabad-abad telah menghidupkan semangat juang dan kerja keras masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya.
k. Padi dan Kapas
Padi adalah bahan makanan pokok, sedangkan kapas bahan sandang. Ini diartikan sebagai pengharapan seluruh rakyat Indonesia terwujudnya murah pangan dan sandang.